
Hembus angin bulan April mengalun beku. Seolah tahu berat langkahku meninggalkanmu.
Semua terjadi di luar kendali. Akupun terluka dengan semua ini. Entah kapan akan kembali kubelai hitam rambutmu.
Rindu menyusup di setiap lembar napasku. Membisikkan doadoa, melepaskannya mengangkasa bersama harap. Ingin kugenggam jemarimu menyusuri jajaran kembang. Bersama angsa yang pulang ke pelukan senja.
Tersenyumlah. Agar tetap kuat aku berdiri menjelangmu. Meski tak tersentuh namun indah tawamu mewangikan mimpiku. Mengelus perih luka yang tertinggal.
Percayalah, Melati aku akan kembali. Memeluk rapuhmu, membelai suci kelopakmu.
Bontang, 29082019